I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kultur jaringan
adalah teknik pengisolasian bagian tanaman seperti organ jaringan sel dan
produksi yang selanjutnya ditumbuhkan dalam media buatan secara aseptik
sehingga bagian tersebut beregenerasi menjadi tanaman lengkap. Pelaksanaan
teknik kultur jaringan ini berdasarkan teori sel seperti yang ditemukan oleh
scheiden dan schwann, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom, bahkan
mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotesi adalah kemampuan setiap sel, dari
mana saja sel tersebut diambil, apabila diletakan dalam lingkungan yang sesuai
akan dapat tumbuh menjadi tanaman yang sempurna (Hendaryono & Wijayani
1994).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
untuk keberhasilan kultur jaringan yaitu bahan sterilisasinya, kandungan unsur
kimia dalam media, hormon yang digunakan, substansi organik yang ditambahkan
dan terang atau gelapnya saat inkubasi. Dari sekian banyak permasalahan, yang
harus diteliti dan diperhatikan adalah sterilisasi eksplan yang ingin
dikulturkan, karena sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya (Daisy 1994).
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan praktikum ini antara lain :
- Mahasiswa dapat melihat dan membandingkan proses sterilisasi eksplan.
- Mahasiswa juga dapat mengetahui pentingnya sterilisasi eksplan pada media.
II.
TEORI
Sterilisasi
merupakan kegiatan untuk menghilangkan kontaminan organisme yang menempel di
permukaan eksplan. Tujuan utama tahap ini adalah mengusahakan kultur yang
aseptik dan aksenik. Aksenik berarti bebas dari mikroorganisme yang tidak
diinginkan, sedangkan aseptik berarti bebas dari berbagai macam mikroorganisme ( Anonim¹, 2011).
Sterilisasi pada
teknik kultur jaringan meliputi sterilisasi peralatan, ruangan, medium kultur
dan bahan-bahan tanaman. Kontaminasi dapat berasal dari beberapa penyebab
sebagai berikut: sterilisasi media yang kurang sempurna, lingkungan kerja dan
pelaksanaan/cara kerja saat penanaman, eksplan, molekul-molekul atau
benda-benda asing berukuran kecil yang jatuh atau masuk ke dalam botol kultur
jaringan setelah penanaman dan ketika diletakkan di ruang kultur. Sebelum
sterilisasi media dilakukan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah proses
pembuatan media kultur jaringan (Anonim², 2011).
Biasakan
membersihkan berbagai sarana dalam kegiatan teknik kultur jaringan (pipet, botol-botol kultur,
dll) dengan melakukan sterilisasi berulang atau dibersihkan dengan desinfektan.
Saat sterilisasi media, penggunaan autoklaf (cuci autoklaf 1minggu sekali)
sebaiknya tetap dijaga kestabilan jarum penunjuk suhu dan tekanan. Usahakan jarum
tetap pada posisi 121-126oC dan 1,5 atm selama 25-30 menit dengan cara mengatur
nyala api. Setelah media dikeluarkan dari autoklaf sebaiknya karet pada penutup
ditambah lagi, kemudian masukkan botol media ke dalam kantong plastik bening
yang sebelumnya di semprot alkohol 70%. Jika sterilisasi media telah berhasil
dilakukan, hal lain yang perlu diperhatikan agar kontaminasi jauh dari
jangkauan adalah lingkungan kerja dan pelaksanaan/cara kerja saat penanaman.
Sterilisasi ruangan dilakukan dengan menyemprotkan alkohol 90% dengan
hand-sprayer. Sedangkan sterilisasi lantai dengan menggunakan kain pel yang
dibasahi dengan alkohol 90%. Pengangkutan alat-alat ke dalam ruang penabur
sebaiknya menggunakan meja dorong, supaya semua peralatan dapat terbawa ke dalam
ruangan sekaligus. Dengan cara demikian daun pintu ruangan tidak terlalu sering
dibuka sehingga sterilisasi ruangan tetap terjamin. Saat sebelum pelaksanaan
penanaman dan saat pelaksanaan penanaman pun, sterilisasi harus dilakukan
(Anonim², 2011).
III.
METODE PELAKSANAAN
3.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum dilakukan pada tanggal 30 Desember 2011 di Laboratorium Kultur
Jaringan Politeknik Negeri Lampung.
3.2
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain gelas ukur,
gelas piala, pengaduk, labu ukur, magnetic hot stirrer, dan timbangan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain deterjen fungisida bakterisida, air, desinfektan, sodium
hipoklorik, antibiotic desinfektan, dan iodine.
3.3
Prosedur
Kerja
1.
Cuci
eksplan dengan air mengalir + deterjen
2.
Kemudian
rendam dan kocok eksplan dalam larutan klorox 40% selama 5 menit
3.
Lalu
rendam dan kocok eksplan dalam larutan klorox 30% ditambah 3-5 tetes tulen
selama 3 detik
4.
Rendam
dalam fungisida dengan konsentrasi 29 gr/l selama 3-5 menit
5.
Bilas
dengan air dan aquades sebanyak 5 kali.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sterilisasi adalah suatu proses
untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam
suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi
harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri
(Hadioetomo 1993).
Sterilisasi merupakan langkah awal
dalam penanaman daun keladi dan batang jarak pagar pada media MS. Sterilisasi
dilakukan untuk membunuh bakteri dan cendawan yang melekat pada eksplan maupun
pada alat serta bahan yang digunakan dalam penanaman eksplan.
Teknik aseptik merupakan salah satu kunci keberhasilan
dalam kutur jaringan. Pada tahap ini dilakukan berbagai perlakuan untuk
membersihkan kotoran yang ada di permukaan bahan tanaman (disinfestasi)
(Prawitasari 2005). Selain itu, pemberian bahan anti bakterial dan fungisidal
(Agrept dan Dithane M-45), juga dapat dilakukan untuk memberikan tingkat
sterilisasi yang baik bagi eksplan yang akan dikulturkan. Hal yang perlu
diperhatikan dalam sterilisasi eksplan adalah jenis eksplannya. Perlakuan
sterilisasi dapat berbeda tiap jenis eksplan. Eksplan yang memiliki tekstur
yang mengandung trikoma, biasanya menggunakan konsentrasi larutan zat
sterilisasinya lebih tinggi dibandingkan dengan eksplan yang tidak memiliki
trikoma. Namun secara menyeluruh sterilisasi eksplan dimaksudkan agar eksplan
yang digunakan tidak mengandung mikroba yang tidak diharapkan baik dipermukaan
maupun didalam selnya.
V.
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan
dan tinjauan pustaka yang dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa :
1.
Sterilisasi eksplan sangat penting dalam menunjang
keberhasilan proses kultur jaringan.
2.
Proses
sterilisasi tergolong amatlah mudah, meskipun begitu prosese sterilisasi tidak
dapat diabaikan karena eksplan yang diperoleh dari lapangan mengandung banyak
mikroorganisme pengkontaminasi.
Tidak ada komentar...Leave one now